Anda ingin beramal?, satu klik anda sangat berharga bagi kami, silakan klik iklanSittidibawah ini, setelah itu bagikan artikel ini, terimakasih kami ucapkan kepada anda
Hikmah Salaf
Hikmah Salaf Tentang Puasa dan Bulan Ramadhan
Oleh: Muherman Numrah, Lc
Selamat datang kepada pensuci dosa-dosa
Berkata Umar Bin Khattab: “Selamat datang dengan pensuci kita dari dosa-dosa”.
Bekal Untuk Perjalanan Panjang
Dikatakan kepada Ahnaf Bin Qis: Anda kakek yang sudah tua sekali dan puasa bisa membuatmu lemah! Dia berkata: “Aku menyiapkannya (sebagai bekal) untuk perjalanan yang panjang, dan sabar dalam mentha’ati Allah lebih ringan dibandingkan dari sabar dengan adzab-Nya”.
Ibadah Itu Bukan Pada Bulan Ramadhan Saja!
Dikatakan kepada Bisyr bahwasanya sebagian orang hanya beribadah dan bersungguh-sungguh pada bulan Ramadhan saja, lalu dia berkata: “Seburuk-buruk kaum adalah orang yang kenal Allah hanya pada bulan Ramadhan saja, sedangkan orang shaleh adalah orang yang beribadah dan bersungguh-sungguh setahun penuh”.
Do’a Salaf
Berkata Yahya Bin Bin Abi Katsir: “Ya Allah..Serahkanlah aku kepada ramadhan, dan serahkanlah Ramadhan kepadaku, dan ambillah dia dariku sedangkan Engkau menerima”.[1]
Maksudnya: Ambillah Ramadhan dariku sedangkan Engkau menerima seluruh amal kebaikan yang aku perbuat selama Ramadhan, seperti: Puasa, zakat, infaq dan sedekah, shalat tarawih dan witir, tahajjud, I’tikaf, memberi makan orang yang berpuasa, dan amal-amal lainnya.
Bulan Membaca Al-Qur’an Dan Memberi Makan Bagi Orang Yang Berpuasa
Az-Zuhri apabila telah masuk bulan Ramadhan dia berkata: “Sebenarnya Ramadhan ini adalah waktu memperbanyak membaca Al-Qur’an dan memberi makan orang yang membutuhkan makanan”.
Diriwayatkan pula; Bahwa Imam Malik apabila datang bulan Ramadhan beliau berhenti mengajar hadits, dan menghabiskan waktunya untuk membaca Al-Qur’an.
Puasa Itu Untuk-Ku
Berkata Ibnu Abdul bari: “Cukuplah firman Allah Ta’ala “Puasa itu untuk-Ku” sebagai keutamaan puasa dari pada seluruh ibadah”.
Tuannya Seluruh Bulan
Berkata Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu : “Tuannya seluruh bulan adalah bulan Ramadhan, dan tuannya semua hari adalah hari Jum’at”. (HR. Ibnu Abid Dunya, dalam kitab ‘Fadhail Ramadhan”).
Ramadhan Adalah Ajang Perlombaan
Suatu hari Hasan Al-Basri lewat dekat sekelompok orang sedang tertawa, kemudian beliau berkata: “Sesungguhnya Allah ‘Azza WaJalla menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang perlombaan untuk hamba-hamba-Nya dimana mereka saling berlomba-lomba dalam mentha’ati Allah; sehingga sekelompok manusia ada yang menang dan sekelompok yang lainnya kalah.
Maka sungguh di herankan sekali terhadap orang yang tertawa dan bermain pada hari menangnya orang yang berlomba dalam mentha’ati Allah, dan merugilah pada hari itu orang yang bathil (berbuat sia-sia tidak memanfaatkan hari-hari Ramadhan dengan ktha’atan)..adapun demi Allah!..Kalau seandainya dibuka ghitha’ (penutup) sungguh akan sibuk orang baik dengan kebaikannya (maksudnya: kalau seandainya menyeru kepada kebaikan tidak di wajibkan, sungguh orang-orang shaleh akan sibuk dengan kebaikan dan ketha’atan dan membiarkan orang yang lalai dan tidak mengingatkan mereka akan fahdilah Ramadhan atau ketha’atan yang lainnya). Dan begitu pula dengan orang jahat akan sibuk dengan kejatahannya (tanpa ada yang mencegah dari berbuat dosa).[2]
Puasa Yang Sebenarnya Adalah Puasa Anggota Tubuh
Berkata Ibnu Qayyim: “Bukan dinamakan puasa..seperti puasa sekelompok orang menahan dari makanan saja, akan tetapi puasa yang sebenarnya adalah puasa anggota tubuh dari dosa-dosa, menahan lidah dari kata-kata yang tidak berguna, menahan mata dari memandang yang haram, dan menahan tangan dari mengambil hak orang lain”.
Adab Bergaul Dengan Ramadhan
Berkata Ma’li Bin Fadhl: “Para salaf dulunya berdo’a kepada Allah selama enam bulan sebelum Ramadhan agar mereka di sampaikan kepada Ramadhan, dan mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya agar di terima Ramadhan mereka”.[3]