Breaking News:

|
Anda ingin beramal?, satu klik anda sangat berharga bagi kami, silakan klik iklanSittidibawah ini, setelah itu bagikan artikel ini, terimakasih kami ucapkan kepada anda

Ramadhan Dan Sosial

Ramadhan Dan Sosial 
Oleh: Muherman Numrah, Lc

Kisah 

Syaikh Nabil Al-Iwadhi menceritakan; Salah seorang Imam Masjid di salah satu Negri Arab menceritakan: “Suatu hari aku keluar untuk melaksakan shalat Fajar (Shalat Subuh), ketika aku keluar dari rumah tiba-tiba aku melihat seorang wanita separuh baya keluar dari rumahnya pada subuh buta..selang beberapa waktu aku terus memandang dari jauh, sehingga timbul pertanyaan dalam benakku “Apa yang membuat wanita ini keluar dari rumahnya pada subuh buta begini?!”. 

Lama memperhatikan tingkah-lakunya..aku lihat wanita ini menghampiri tong sampah yang berada di hay (gang) ini, seraya mengeluarkan dan memeriksa satu persatu dari sampah-sampah yang ada di dalamnya, lalu membuka setiap kantong dan plastik dan mengambil bekas-bekas makanan yang ia dapatkan di sampah-sampah tersebut, dan hal ini berlalu selang beberapa waktu dan aku terus mengintipnya hingga aku bisa melihat wanita tersebut kembali ketempat ia keluar (Rumahnya). 

Setelah aku memastikan siapa wanita ini? Rumahnya dimana..yang sebenarnya tidak begitu jauh dari rumahku? Dan yang tetap menjadi pertanyaan dalam benakku adalah; apa yang membuat wanita ini keluar rumah pada sa’at malam begini?. 

Pada waktu petangnya..aku mengutus istriku untuk menziarahi dan mengunjungi wanita ini, dan menanyakan sebab mengapa ia keluar pada malam hari dan memeriksa tong sampah?! 
Setelah istriku kembali, dengan isak tangis yang tersedu-sedu..aku keheranan; apa yang menyebabkan istriku menangis? Sehingga aku langsung menghampirinya dan melemparkan pertanyaan! Istriku..Apa yang membuatmu menangis?
  
Istriku berkata: “Wanita yang kamu ceritakan tadi..adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, sedangkan ia memiliki beberapa orang anak. Ia menceritakan ‘Bahwa setelah suamiku meninggal aku dan anak-anaknya kehilangan tempat bernaung yang memberi makan dan nafkah kami, sedangkan aku tidak memiliki keluarga lain selain suamiku..dan keluargaku yang lainpun tidak tahu menahu keadaan yang aku hadapi. Untuk menutupi perut dan kebutuhan aku dan anak-anakku aku terpaksa melakukan hal ini; ketika manusia sudah tidur aku keluar memeriksa setiap tong sampah yang ada di gang ini, dan mengambil setiap sisa-sisa makanan yang dibuang ke tong sampah tersebut, sedangkan aku takut mengemis kepada orang lain (iffah). Dan hanya ini yang bisa aku lakukan untuk memenuhi kebutuhan kami!”.[Footnote] 

Pelajaran berharga 

Kisah ini adalah diantara seribu dan bahkan jutaan kisah nyata yang sering terjadi dalam masyarakat Islam dulu dan sekarang, dan bahkan kisah seperti ini sering pula terjadi dalam lingkungan sekitar kita, namun kebanyakan kita lalai, lupa dan bahkan tidak peduli sama-sekali dengan prihal dan keadaan tetangga dan saudara kita se-Islam. 

Kisah ini adalah kisah pedih yang menimpa sekian banyak saudara dan saudari kita, orang yang pada hakikatnya membutuhkan bantuan tetangga dan saudara-saudarana se-Islam, walaupun pada hakikatnya kebanyakan dari mereka tidak meminta bantuan..karna mereka malu atau karna merek ingin iffah dan tidak ingin mendapat predikat ‘pengemis’. Dan kita tidak tahu kisah mereka melainkan setelah mereka meninggal karna kelaparan!?! 

Dan tujuan dari kisah ini penulis paparkan adalah demi mengetuk kembali pintu hati dan nurani kita, yang mungkin selama ini telah lupa dan bisa jadi tidak tahu sama-sekali dengan hak-hak muslim terhadap muslim lainnya, hak-hak tetangga terhadap tetangganya yang lain..dan cukuplah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasalam berikut ini sebagai pengingat: 

“Tidak dinamkan beriman denganku..seseorang yang mati kekenyangan (maksudnya; tidur kekenyangan) sedangkan tetangganya kelaparan!”.  

Dan sabda Beliau juga: 

Orang beriman itu seperti satu jasad (tubuh)..apabila salah satu (anggota) tubuh sakit deman, maka anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit pula”. 

Semoga dengan kisah pendek ini akan lebih membuat kita kenal dengan hakikat puasa yang sebenarnya, syariat yang Allah turunkan demi terwujudnya rasa peduli dengan sesama, karna dengan puasa semua kita baik miskin atau kayanya merasakan lapar yang bersangatan disiang hari, dan yang demikian adalah demi terwujudnya pribadi dan masyarakat yang social..masyarakat yang mampu memperhatikan saudaranya yang lain. Dan sudah tentu pula demi terwujudnya kedamaian dan keamanan dalam msyarakat kita. 

Dan sudah menjadi kebiasaan pula..(khusus di Mesir) para orang kaya tidak segan-segan mengeluarkan harta yang banyak sekali, demi untuk memberi bantuan faqir miskin dan anak yatim, dan menyediakan perbukaan (Maidatur Rahman) bagi setiap yang membutuhkan, terutama;orang miskin, anak yatim, ibnu sabil, orang dalam perjalanan. 

Dan hal diatas sangat terpuji sekali..namun alangkah baiknya saudara dan saudariku yang di Rahmati Allah! Kita bisa menerapkan hikmah puasa dalam kehidupan sehari-hari kita, tanpa harus di khususkan pada bulan Ramadhan. 

Kisah tambahan! 

Dahulu..Di Negri Basrah, Hasan bin Ali merupakan salah seorang paling dermawan di negri itu, bseliau setiap malamnya memikul tepung (beras)dipundaknya untuk di sedekahkan kepada orang-orang miskin. 

Setiap malam beliau selalu melakukan hal ini; beliau bawa beras di pundak beliau kemudian beliau ketuk setiap rumah yang beliau rasa bahwa rumah inilah yang membutuhkan, setelah beliau ketuk dan meletakkan beras di depan pintu beliau pergi, sehingga orang rumah tersebut tidak mengetahui siapa yang memberinya beras dan sembako ini?! Dan hal ini beliau lakukan lebih dari dua puluh tahun..namun selama itu pula tidak ada yang mengetahui bahwa beliau yang melakukan hal tersebut. 

Dan pada waktu ketika beliau meninggal..para faqir miskin dari penduduk Basrah merasakan bahwa bantuan yang selama ini mereka terima tidak pernah datang lagi, dan orang yang selama ini merasakan pintu rumahnya diketuk setiap malamnya seraya meninggalkan sembako, sekarang tidak terdengar lagi..dan sekarang mereka mengetahui bahwa orang yang selama ini membantu mereka adalah Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘ Anhu. 

Betapa dermawan dan ikhlasnya anak dari cucu Nabi ini! Dan apakah kita bisa menemukan orang seperti ini dalam kehidupan social kita sekarang?!  

Dengan tulisan singkat ini saya tantang anda dan terutama diri saya melakukan hal ini!..kalaupun kita tidak sanggup bersedekah secara sembunyi seperti ini, tidak tercela kalau kita bersedekah secara-terang terangan, karna betapa banyak manusia yang mencotohkan keburukan..maka jadilah saya dan anda yang mampu mencontohkan kebaikan kepada orang lain! Terutama pada bulan yang penuh berkah yang insya Allah akan kita lalui ini. 

Renungankanlah! 

Renungkanlah firman Allah dan sabda Nabi berikut ini: 

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang Telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” (QS. Ibrahim: 31). 

Dan firman Allah juga:  
“…Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”. (QS. Saba’: 39). 

Dan firman Allah: 
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274). 

Dan firman Allah juga: 
Jika kamu menampakkan sedekah(mu)[Footnote], Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya[Footnote] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271). 

Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:  
Puasa adalah tameng dan shadaqah dapat memadamkan (menghapus) kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Shahih Targhib). 
Dan sabda Nabi pula: 

Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah kelak di akhirat, dihari yang tidak aka ada naungan melainkan hanya naungan Allah: (diantaranya beliau menyebutkan)…Dan seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah kemudian dia menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di infaqkan tangan kanannya”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).   

Dan sabda Nabi Shallalallahu ‘Alaihi Wasallam juga:  
Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan.” (Terdapat dalam Shahih Muslim). 

Himbauan 

Penulis mengajak pembaca..agar merenungi ayat-ayat dan hadits yang penulis jelaskan makna dan tadabburnya diatas, kemudian penulis mengajak ita semua supaya memperhatikan lingkungan tempat dia tinggal terutama qarib-qirabat, anak yatim, tetanga dan orang-orang yang dekat tempat tinggalnya dengan kita. 

Perhatikanlah keadaan mereka! Apabila kita merasa bahwa mereka membutuhkan walaupun mereka tidak meminta, maka bersegeralah membantu walaupun dengan ala kadarnya, seribu perak yang anda sumbangkan maka akan dilipat gandakan oleh Allah menjadi 700 kali lipat. Karna itulah Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan kita untuk bersedekah, sebagaimana sabda beliau: 

“Takutlah kamu dengan Neraka walaupun dengan separoh (sekerat) buah kurma”. 

Maksud hadits yang mulia ini adalah; Peliharalah dirimu dari Adzab Neraka dengan banyak bersedekah walaupun dengan separoh buah kurma. 
“Separoh buah korma” adalah kinayah dari walaupun sedikit yang kita infaq-kan, maka ia akan sanggup menepis siksa Neraka..maka bagaimana menurut anda kalau lebih banyak dari separoh buah kurma??!! Disamping kita terhindar dari Neraka kita juga membeli Surga, dan juga dengan sedekah tadi akan membuat kesalahan dan dosa kita diampunkan oleh Allah. Mak adakah kesempatan yang lain yang anda cari selain kesempatan mudah ini??! 

Dan kita tutup tulisan singkat ini dengan sabda Nabi yang bermakna: 
“Pada urusan akhirat (Agama) mu maka lihatlah orang yang lebih tinggi darimu, sedangkan pada urusan duniamu maka lihatlah orang yang lebih rendah darimu!” 
hadits ini mengajak kita bersyukur dengan nikmat yang di beri Allah, sekaligus mengajak kita memperhatikan lingkuang sekitar kita!. 
Allahu A’lam!  

Posted by Pelatihan blog4 on 16.49. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive